Senin, 25 November 2019

“Meneguhkan Kebersamaan dalam Mengemban Tanggung Jawab” (Ulangan 1:9-18)



ILUSTRASI

Pernah kita mengamati cara terbang angsa...?
Bila musim berganti, biasanya kawanan angsa akan berpindah tempat secara berkelompok. Mereka terbang mencari tempat persinggahan yang baru.
Pada saat kawanan angsa itu mengudara, mereka akan membentuk huruf "V". Mengapa demikian...? Ternyata, ketika mereka bersama sama mengepakkan sayapnya, maka angsa yang dibelakang akan terangkat sehingga seluruh kawanan akan terbang lebih cepat jika dibandingkan mereka terbang sendirian. Bahkan kebersamaan mereka memperingan daya terbang mereka hingga 71%.  Apabila seekor angsa mulai meninggalkan formasi, ia akan kehilangan kecepatan daya terbangnya sehingga ia tersadar untuk segera kembali ke formasi semula. Ia selalu dipengaruhi dan disemangati oleh angsa angsa lainnya yang ada didepannya.
Ketika pemimpin kawanan angsa terdepan itu mulai lelah, ia akan berputar kebelakang dan seekor angsa lainnya maju menggantikan dan mengambil alih pimpinan sehingga perjalanan mereka tetap terjaga dengan baik. Angsa yang dibelakangpun memiliki peran yang penting. Mereka memberi tanda dengan memberi suara "klakson" bagi angsa didepannya untuk memberi semangat angsa-angsa lainnya yang ada didepan sehingga mereka pun dapat mempertahankan kecepatannya.
Ada kalanya perjalanan merek tidak mulus. Mungkin tertembak oleh pemburu atau sakit ditengah penerbangan sehingga seekor angsa kemudian terpaksa meninggalkan untuk menopang dan melindunginya sampai mendarat. Mereka akan menungguinya sampai angsa yang lemah tersebut bisa sembuh.

Namun bila ternyata sang angsa kemudian mati, makan rekannya baru segera pergi bergabung dengan kawanan berikutnya untuk melanjutkan perjalanan.
Apa yang bisa kita petik dari pelajaran angsa ini...?
1.      Orang yang memiliki rasa kebersamaan mampu sampai ke tujuan dengan lebih cepat dan lebih mudah. Hal ini terjadi karena mereka mendapat dukungan dari yang lain.
2.     Sebuah beban pekerjaan atau perjalanan seberat apapun tidak akan menekan bila ditanggung bersama atau secara bergiliran. Beban pasti akan terangkat dan jalan pasti akan terlampaui.
3.     Orang yang memiliki kesetiakawanan tidak akan merasa rugi dan kesepian. Ia justru memiliki peran yang berarti bagi pihak lain sekaligus tidak ditinggalkan oleh lingkungannya.

PEMAKNAAN AYAT
Musa sebagai pemimpin bangsa Israel dalam perjalanan menuju tanah Kanaan terpanggil untuk memberikan persiapan supaya umat Israel memiliki bekal dalam perjalanan yang akan dilalui menuju tanah Kanaan. Sebagai pemimpin Musa tahu betul bagaimana karakter umat Isral yang dipimpinnya. Mereka adalah umat yang suka mengeluh, hidup seenaknya dan berbagai karakter buruk lainnya. Bertahun-tahun Musa bersama umat Israel sehingga Musa tahu persis bagaimana karakter mereka. Musa sadar betul bahwa dirinya tidak akan mampu seorang diri dalam memikul tanggung jawab, terlebih ketika umat Israel sudah sangat banyak seperti bintang-bintang di langit. Ia mengajak umat Israel untuk mengambil bagian dalam memikul tanggung jawab.
Umat yang banyak tersebut perlu diorganisir supaya lebih tertata. Itulah sebabnya Musa mencoba untuk membuat kepemimpinan berjenjang yang memiliki tugas dan tanggung jawab dalam ranah wilayah yang berbeda-beda. Mereka memiliki wewenang dalam bertanggungjawab atas kelangsungan kehidupan umat yang dipimpinnya. Namun perlu diingat bahwa masing-masing pemimpin yang bertanggung jawab atas ranah dan wilayahnya memiliki kaitan dengan pemimpin dalam ranah dan wilayah yang lain. Artinya semua bangsa Israel memiliki relasi sebagai bangsa yang utuh. Mereka diharapkan saling melengkapi, saling menolong dalam setiap hal yang terjadi dalam kehidupan atau perjalanan mereka nantinya. Kepemimpinan yang ada didasarkan pada beberapa syarat: bijaksana, berakal budi, berpengalaman, tegas, peduli, jujur, dalam iman. Dengan demikian, pemimpin akan mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka dengan baik.

APLIKASI
Bacaan ini mengingatkan kembali kepada kita, bahwa kita ini sedang berada dalam perjalanan ziarah iman menuju ke “Kanaan”. Pidato Musa yang disampaikan kepada bangsa Israel sebelum mereka menuju Kanaan menjadi bekal bagi kita untuk melanjutkan perjalanan hidup. Tanggung jawab atas pertumbuhan dan perkembangan gerejaNya ini terletak pada semua warga gereja termasuk di dalamnya Majelis Gereja. Secara organisasi memang diperlukan pemimpin, namun demikian perlu disadari bahwa mengemban tanggung jawab dan meneguhkan kebersamaan harus dilakukan oleh setiap warga gereja.
Meneguhkan Kebersamaan dalam Mengemban Tanggung Jawab dapat terwujud jikalau terdapat semangat dan upaya bekerjasama dan bersama-sama, bahu membahu melalui kiprah pelayanan di bidang masing-masing.  Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama untuk terus meneguhkan komitmen kebersamaan dalam melaksanakan tugas tanggung jawab yang Tuhan diberikan.


0 komentar:

Posting Komentar