Rabu, 10 Juli 2019

KEMANDIRIAN JEMAAT DALAM WAWASAN SOSIAL EKONOMI - (Kisah Para Rasul 6:1-7).



1. Pengantar
Puji Tuhan, oleh karena penyertaanNya tidak terasa kita telah memasuki masa10 tahun dari visi kita “Menjadi Gereja Misioner” dengan tema 10 tahunan “Mengungkit Potensi Diri, Mengembangkan Kemampuan” mulai dari tahun 2006 hingga sekarang tahun 2015 (1).


Penekanan dari tema 10 tahun tersebut adalah membentuk wadah-wadah layanan dalam wujud pengembangan struktur organisasi layanan, Komisi, Forum, Tim maupun Pengurus Kelompok. Mengajak setiap warga jemaat untuk terlibat secara aktif dalam kiprah pelayanan dalam rangka peningkatan SDM. Penyusunan program-program pelayanan searah visi-misi serta penggalian dan mengembangan dana guna menunjang program-program layanan. 

Harapan untuk tahun 2015 ini, setidaknya kita sudah mempunyai wadah pemberdayaan ekonomi umat (=jemaat dan masyarakat). Rekan kerja sama kita dengan Koperasi “Sumber Asih” (Sumrambahing Berkah Agawe Sih-sinihan) GKJ Demak. Kopersasi ini sebagai salah satu stakeholder kita. Kita juga bisa melakukan kerja sama dengan pihak-pihak lain yang terkait dengan upaya-upaya tersebut. Dipihak lain, penyiapan SDM sebagai subyek pelaku menjadi harapan terwujudnya di tahun ini.

2. Pemahaman Tema

Sejenak kita perlu mengerti akan pemahaman Tema tahun 2015 ini “Kemandirian Jemaat Dalam Wawasan Sosial Ekonomi.” Dengan harapan tidak menimbulkan pemahaman bias bagi kita semua.
 

Kata kemandirian dimengerti sebagai keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung kepada orang lain (2). Dari arti tersebut diterjemahkan dengan maksud bahwa kita sudah mempunyai wadah binaan pemberdayaan ekonomi umat yang diberi kepercayaan untuk mengelola dan menumbuhkembangkannya. Bukan dalam pengertian berdiri sendiri tanpa membutuhkan pihak-pihak lain.

Kata Wawasan (3) dalam pemaknaan tema ini dimaksudkan cara pandang jemaat dalam menyikapi dan menindaki kehidupan ber-sosial ekonomi. Dalam suatu jaringan tim work mengupayakan kehidupan sejahtera umat. Oleh karena itu penyiapan SDM disamping wadah binaan sangat diperlukan. 


Jadi dari tema tersebut hendak di wujudkan adanya wadah pemberdayaan ekonomi melalui program-program layanannya dengan mempersiapkan SDM umat sebagai pelaku pelaksana program tersebut.
Harapan yang terkandung, setidaknya wadah ini nantinya dapat membantu terwujudnya kesejahteraan umat.

3. Homiletik
 

Kisah Para Rasul 6:1-7 menunjukkan kepada kita bahwa pertumbuhan dan perkembangan jemaat mula-mula semakin pesat. Hal tersebut menimbulkan terjadinya ketimpangan dalam pelayanan para Rasul yang juimlahnya hanya 12 orang. Muncullah sungut-sungut di dalam tubuh jemaat oleh karena pelayanan yang tidak adil. 

Strategi yang para Rasul tempuh guna mengatasai permasalahan pelayanan tersebut adalah dengan melakukan pemberdayaan jemaat. Strategi tersebut mencontoh yang dilakukan Tuhan Yesus dalam tugas pelayananNya yaitu setiap orang yang percaya dijadikan pelayanan untuk tugas pelayanan (4)

a. Menambah jumlah pelayanan (5).
 

Para Rasul melakukan sistem pemberdayaan jemaat dengan mengangkat 7 orang dari jemaat untuk ditempatkan dalam tugas pelayanan secara khusus. Hal itu berarti bahwa mempersiapkan SDM dan menambah para pelayan menjadi utama. Para Rasul tidak memaksakan tenaga yang ada yang sejumlah 12 orang itu. Mereka sepakat menambah pelayan-pelayan baru sesuai dengan 
talentnya.

b. Pembagian tugas pelayanan (6).

Job discreption para pelayan di bagi atas Kelompok 12 dan Kelompok 7. artinya Kelompok 12 adalah semua para Rasul yang tugas pelayanannya khusus konsentrasi pada doa dan firman. Penekanan pada segi rohani. Kelompok 7 adalah jemaat-jemaat yang ditunjuk dan yang bersedia melayani dengan tugas khusus pada pelayanan meja.

c. Yang dimaksud dengan pelayanan meja dalam bahasa Yunani diungkapkan dengan kata diakonein (7) yang dimaknai sebagai pelayanan dalam bidang kebutuhan jasmani jemaat. 


Strategi pelayanan jemaat mula-mula yang dikembangkan para Rasul dilakukan dalam dua langkah efektifitas pelayanan yaitu pelayanan bidang rohani yang memberi penekanan pada doa dan firman serta pelayanan bidang jasmani yang penekanannya pada kebutuhan finansial jemaat. Itulah pelayanan holistis. Pelayanan menyeluruh yang memberi keseimbangan antara segi rohani dengan segi jasmani.

4. Sistem Pelayanan Gkj Demak

Strategi pelayanan para Rasul dalam perkembangan sejarah gereja terkhususnya GKJ, dikembangkan dalam wadah pelayanan Majelis (8) yang terdiri dari Penatua yang penekanannya pada leadership, Pendeta yangpenekanannya pada penggembalaan dan Diaken dengan penekanan pada kebutuhan finansial.

Wadah Kemajelisan tersebut dalam GKJ cukup mewadahi dan sudah mencakup kebutuhan pelayanan kepada jemaat. Walaupun
demikian dalam segi fungsi tetap merangkul semua elemen jemaat dengan talenta masing-masing. Di sinilah dibutuhkan wadah-wadah layanan dalam bentuk Komisi, Forum, Tim, Panitia serta Pengurus Kelompok. Mereka dalam satu arah tujuan yang sama kepada visi-misi untuk mencapainya melalui program-program layanannya. 


 Harapan yang diinginkan melalui sistem layanan tersebut adalah terwujudnya layanan yang efektif dan efisien oleh karena banyak jemaat yang ambil bagian dalam pelayanan sesuai talenta masing- masing. Dengan demikian terwujudnya semangat pemberdayaan jemaat untuk ikut bertanggung jawab dalam kiprah pelayanan.

A. SASARAN TEMA

1. Bidang Pelayanan Kelembagaan:

    a. Wacana di tahun 2015 ini rehap “Wisma Santika” sebagai gedung pertemuan. Di

        harapkan pada tahun 2016 sudah bisa dilaksanakan.
    b. Pemanfaatan Rumah Koster.
    c. Pengkajian dan pembentukan wadah pemberdayaan ekonomi umat.
    d. Pengembangan Koperasi “Sumber Asih” GKJ Demak.

2. Bidang Pelayanan Keuangan:

    a. Pengelolaan keuangan yang transparansi dan akuntabilitas publik kepada jemaat dan 

        secara moral-spiritual kepada Allah.
    b. Penggalian dan pengelolaan dana dari luar:
        1) Sewa tanah untuk Tower Indosat.
        2) Pemanfaatan Wisma Santika sebagai gedung serba guna.
        3) Lembaga/Instansi lainnya yang saling menguntungkan.
    c. Upaya peningkatan berpersembahan.
    d. Bekerja sama dengan Komisi dalam pengembangan ekonomi jemaat.
    e. Evaluasi kondisi keuangan gereja.

3. Bidang Pelayanan Intern:

    a. Peningkatan melalui pembekalan iman Majelis, Komisi dan jemaat
    b. Peningkatan dan pemantapan program-program Komisi, Forum, Tim dan Kelompok  

        baik kategorial maupun fungsional.
    c. Peningkatan pelayanan ibadah dengan melihat kebutuhan jemaat.
    d. Pengadaan almari Perpustakaan Majelis Induk dan buku-buku.
    e. Penyiapan SDM pengembangan ekonomi jemaat.
    f.  Pelacakan Sejarah GKJ Demak.
    g. Pensertifikatan Makam Kristen Mangunjiwan.
    h. Wacana Pemanggilan Pendeta ke-5 (Akta 3 Desember 2011 Sidang Majelis GKJ 

        Demak Artikel 14 dan Talak Ps. 14(3)1.
     i. Penataan dan pembenahan administrasi gereja.
     j. Penanganan dan pendataan jemaat guna pengolahan Data Base yang lebih akurat.

4. Bidang Pelayanan Ekstern:

    a. Menjalin kerja sama dengan instansi-instansi lain yang saling   menguntungkan, misal: 

        Kantor Catatan Sipil dan Kependudukan, Lembaga Hukum, Lembaga Kesehatan, LSM
        dan Lembaga Pengembangan Ekonomi umat, Lembaga Koperasi, dll.
    b. Mengupayakan kerukunan antar umat beragama sebagai langkah toleransi dan  

        menjalin kerja sama dalam berbagai bidang, misal: Memberi ucapan selamat di hari 
        raya, dll. yang menunjang.
    c. Menjalin kerja sama lintas gereja, Klasis maupun Sinode.
    d. Kerja sama dengan Instansi lain misalnya BLK guna menampung jemaat siap berwira 

        usaha secara mandiri. Dengan Capil guna pelayanan pencatatan pernikahan dan 
        instansi lainnya yang saling menguntungkan.

B. ARAH DAN PRIORITAS TEMA

Melalui tema 2015 “Kemandirian Jemaat dalam Wawasan Sosial Ekonomi” dikandung maksud dapat terciptanya pembangunan generasi profesional mandiri yang berwawasan sosial ekonomi. Harapan yang hendak dibangun adalah GKJ Demak mempunyai wadah binaan dibidang sosial ekonomi dan dapat mencetak generasi-gerenasi yang bisa berdiri sendiri berdasarkan talenta yang dimiliki guna mengembangkan kehidupannya dibidang ekonomi.

Guna terwujudnya harapan tersebut, maka dalam pencapaiannya dilakukan melalui pentahapan, antara lain: 1. Membuka paradigma pikir bahwa berkat Tuhan juga ditaburkan kepada setiap umatNya yang mau berjuang melalui wira usaha. Hal ini dilakukan melalui pembekalan- pembekalan guna membuka wawasan, 2. Melakukan kajian dan analisis
basis melalui studi kelayakan kondisi jemaat GKJ Demak yang cocok untuk berwira usaha, 3. Membuka wadah berwira usaha bersama demi peningkatan perekonomian jemaat. Arahan tema inilah yang menjadi prioritas dalam pencapaian tema di tahun 2015 ini. Oleh karena itu diperlukan pemahaman yang sama tentang tema dimaksud, dukungan dan kesungguhan pencapaiannya.

1. Sasaran tema :

a. Yang menjadi sasaran dari terlaksananya tema tersebut adalah jemaat GKJ Demak 

    meluas kepada masyarakat. Prioritas utama adalah para pemuda guna berwira usaha 
    dan orang tua yang mempunyai waktu luang serta mempunyai semangat meningkatkan 
    ekonomi keluarga.

b. Komisi-komisi yang memungkinkan bisa menjalin kerja sama melalui program-program 

    pelayanannya yang mengarah ke wira usaha, misalnya: Komisi Remaja dan Pemuda, 
    Komisi Warga Dewasa, Komisi Diakonia, Komisi Adi Yuswa serta Ketrampilan ibu-ibu.

c. Diharapkan salah satu dari program pelayanan di komisi-komisi tersebut ada satu 

    program yang menunjang tema 2015 yang dimaksud.

2. Tujuan yang dicapai :

a. Terbentuknya wadah wira usaha bersama GKJ Demak.
b. Terwujudnya jemaat mandiri berwira usaha yang dapat hidup dan menghidupi diri sendiri.
c. Terciptanya lapangan kerja bagi jemaat maupun masyarakat yang membutuhkan.
d. Terlaksananya Visi dan misi GKJ Demak “Menjadi Gereja Misioner” yang menghidupi.
e. Terjadinya “komunikasi” kasih Allah kepada “dunia luar” (=masyarakat) melalui program 

    pelayanan tersebut.

----------------
 
(1) Baca Skema Gereja Misioner, dalam Buku Menjadi Gereja Misioner (Mengolah Potensi 

     Diri, Membangun Kemampuan), h.15, 2012.
(2) Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, 
     Jakarta: Balai Pustaka, 2005, h.710.
(3) Kamus Besar Bahasa Indonesia, h.1271.
(4) Pdt. Natanael SP, S.PAK, M.Min, Tim Doa Sentuhan Kasih GKJ Demak, h.3-4, 2012.
(5) Ds. H.van den Brink, Tafsir Kisah Rasul-rasul,…BPK Gunung Mulia ,…,h.121-123. 
(6) Dianne Bergant, CSA dan Robert J Karris, OFM (Edt), Tafsir Alkitab Perjanjian Baru, 
     Yogyakarta: Kanisius, 2009, h.223. 
(7) Tafsiran Kisah Rasul-rasul, h.122.  
(8) Tata Gereja dan Tata Laksana GKJ, 2005, h.4, 10.